Selasa, 02 Februari 2010

KOTAKU JAYPUR


8 Tahun yang lalu ketika kaki ini menginjak pertama kali d bumi cendrawasih…. Kekaguman segera merasuk dalam diriku… bak serangan fajar….dari indera mata virus itu menyebar cepat dalam aliran darahku dan menyelusup sampai ke sumsum. Membuat mata ini sulit berpaling dan hati berdebar…sebuah dunia lain pikirku …dengan sejuta tantangan yang sulit di tuliskan dengan kata kata…
Hati ini tanpa ku perintah sudah berjangkar di lembutnya pasir pantai amai dan kulitku berkeringat merasakan gigitan sinar matahari yang hampir tanpa polusi menghunjam di kulitku. Inikah Indonesia???? Satu minggu aku terpontang panting dalam kapal putih yang berjuang merayapi paparan lautan Negara bahari ini, satu minggu aku di buat terbengong bengong dengan berbagai pemandangan yang mengetarkan hati.
Ombak setinggi  kapal kadang membuat mataku nanar dengan kengerian bahari Indonesia, namun juga tarian lumba lumba di anjungan depan kapal atau semburan air ikan paus membuat mataku melotot kuat kuat…. “mmmaak ini hanya HBO dan National Geography  hadir nyata di depan mata”…..sungguh seminggu terpasung dalam kapal putih suatu pengalaman tidak terlupakan…pulau pulau kecil yang masih perawan, terumbu karang, nelayan tradisional dan berbagai makanan disertai dengan pemandangan sunset atau sunrise yang mengoda mata diiringi angin laut yang basah menjadi  teman  perjalanan menuju pulau bernama Papua…the dreamland yang inginku rengkuh.
Dan Akhirnya…. Kaki ini berdiri tepat di atas tanah dari pulau Papua……darahku mendesir melihat orang orang berkulit  gelap mengkilap berlalulalang d depanku..”bahasanya aneh” pikirku. Dengan badan tegap dan cenderung tinggi aku seperti liliput d negeri raksasa…perasaan aneh muncul di hatiku…..Ini kah ujung Indonesia?... dunia baru yang jauh bebeda dengan apa yang saya sering lihat di tanah kelahiran saya di jawa.
Dengan langkah cangung aku melangkah cepat mengikuti arus manusia yang berdesakan tumpah keluar dari pelabuhan  berbaur dengan bau keringat para porter dan asap knalpot kendaraan . Perasaan gentar dan senang berbaur memusingkan langkahku yang bergegas masuk ke tanah kaum Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar