Senin, 08 Februari 2010

Kotaku..II


Malam ini benar benar gelap gulita …. Awan tebal sedari siang yang mengelayut malas tampaknya masih engan bergerak sekalipun malam berkuasa di jagad kotaku. Kelamnya malam di tambah dengan matinya lampu di kotaku….( menurut cerita rekan rekan baruku itu hal biasa….) jarang di kota kami memiliki genset sehingga kegelapan total menjadi hal yang baru karena hal seperti ini jarang terjadi dikota di mana aku berasal, sekalipun mati lampu ada saja para tetangga yang memiliki genset sehingga ada sedikit cahaya, namun ini benar –benar luar biasa bagiku gelap total dan luar biasa menakjubkan karena aku tidak bisa melihat jari jari tanganku sendiri.

Disamping itu suara suara binatang malam yang asing tiba tiba menguasai kesunyian malam seakan memamerkan kepiawaian mengumandangkan tembang malam mencuri kesempatan yang timbul seiring matinya radio di rumah kami ( di jaman tahun 2003, Siaran tv di kotaku sangatlah sulit di terima oleh antene biasa, harus mengunakan parabola kata tetangga kami). Suara mereka beriama bertalu talu saling bersahut sahutan di tengah kegelapan “KUN KONG KUN KONG KUN KONG” begitulah kira kira…bercampur dengan geraman para kodok dan juga jangkrik …..irama merdu yang aneh di telinggaku.

Aku duduk terpaku di sofa lapuk tanpa daya dalam kegelapan… mataku bekerja keras beradaptasi untuk dapat menembus kegelapan, rekan rekan baruku tanpaknya belum selesai dengan urusan urusan mereka di luar rumah. Sehingga aku total sendiri. Dalam duduku pikiranku mulai menelaah menjelajah menerawang menganalisa seluruh pengalaman baruku yang terjadi hari ini…,terlintas dalam ingatanku bagaimana canggungnya aku ketika pertama kali keluar dari pelabuhan, berkenalan dengan beberapa rekan baru yang menjemputku( ini bener bener temen baru di kenal-mereka mendapat informasi untuk menjemputku dari salah seorang bule yang ku kenal) ..mereka mengijinkanku tinggal dengan mereka karena aku membawakan computer canggih untuk mereka yang ku pesan untuk mereka. Cara berbahasa yang lain dan cara mereka memandangku yang hangat dan antusias, aroma udara dan cuaca yang basah, nama nama temanku yang cukup aneh di telinggaku karena baru kudengar. Perjalanan dari pelabuhan ke tempat aku menginap sekarang lumayan juga hampir 45menit. Namun perjalanan menuju rumah tinggal masih sulit di cerna, karena pesona satu minggu berada di laut lepas masih membayang… aroma udara laut yang kering serta bau olie kapal masih membekas dalam benakku. Satu minggu menikmati makanan yang itu itu saja menunya, goyangan ombak seakan masih mengoyang sofa di mana aku terpekur, suara hirup pikuk kelasi dan penumpang, suasana kamar mandi umum yang luar biasa wangi khas WC Indonesia, cafĂ© di buritan kapal yang tidak pernah sepi pengunjung dan juga kios mie instan masih menjadi kenangan yang hangat. Senyumku tersunging takala terlintas wajah bengong terkaget kaget melihat harga yang di pajang untuk semangkup popmie dan segelas kopi…karena di tempatku berasal aku bisa mendapat 5 porsi popmie dan 4 gelas kopi untuk harga yang sama…”huh kenapa pada saat itu aku tidak menikmatinya” pikirku . karena memang makan dalam keterbatasan selalu memberi kesan mendalam, entah kapan aku bisa memdapat kesempatan ulang ini.

Malam semakin larut, akhirnya mataku lelah bekerja menembus kegelapan, kantuk melanda segera, perlahan dengan meraba raba aku mencari pintu kamarku untuk segera membaringkan badan yang sepertinya mulai terkena virus kantuk….”ahhh akhirnya” gumangku ketika aku dapat membaringkan tubuhku….taklama kemudian zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Selasa, 02 Februari 2010

KOTAKU JAYPUR


8 Tahun yang lalu ketika kaki ini menginjak pertama kali d bumi cendrawasih…. Kekaguman segera merasuk dalam diriku… bak serangan fajar….dari indera mata virus itu menyebar cepat dalam aliran darahku dan menyelusup sampai ke sumsum. Membuat mata ini sulit berpaling dan hati berdebar…sebuah dunia lain pikirku …dengan sejuta tantangan yang sulit di tuliskan dengan kata kata…
Hati ini tanpa ku perintah sudah berjangkar di lembutnya pasir pantai amai dan kulitku berkeringat merasakan gigitan sinar matahari yang hampir tanpa polusi menghunjam di kulitku. Inikah Indonesia???? Satu minggu aku terpontang panting dalam kapal putih yang berjuang merayapi paparan lautan Negara bahari ini, satu minggu aku di buat terbengong bengong dengan berbagai pemandangan yang mengetarkan hati.
Ombak setinggi  kapal kadang membuat mataku nanar dengan kengerian bahari Indonesia, namun juga tarian lumba lumba di anjungan depan kapal atau semburan air ikan paus membuat mataku melotot kuat kuat…. “mmmaak ini hanya HBO dan National Geography  hadir nyata di depan mata”…..sungguh seminggu terpasung dalam kapal putih suatu pengalaman tidak terlupakan…pulau pulau kecil yang masih perawan, terumbu karang, nelayan tradisional dan berbagai makanan disertai dengan pemandangan sunset atau sunrise yang mengoda mata diiringi angin laut yang basah menjadi  teman  perjalanan menuju pulau bernama Papua…the dreamland yang inginku rengkuh.
Dan Akhirnya…. Kaki ini berdiri tepat di atas tanah dari pulau Papua……darahku mendesir melihat orang orang berkulit  gelap mengkilap berlalulalang d depanku..”bahasanya aneh” pikirku. Dengan badan tegap dan cenderung tinggi aku seperti liliput d negeri raksasa…perasaan aneh muncul di hatiku…..Ini kah ujung Indonesia?... dunia baru yang jauh bebeda dengan apa yang saya sering lihat di tanah kelahiran saya di jawa.
Dengan langkah cangung aku melangkah cepat mengikuti arus manusia yang berdesakan tumpah keluar dari pelabuhan  berbaur dengan bau keringat para porter dan asap knalpot kendaraan . Perasaan gentar dan senang berbaur memusingkan langkahku yang bergegas masuk ke tanah kaum Papua.

"BOCI & REKAN"-part I

Selasa 02 February 2010.
Rekan Baruku

Matahari senja mulai meredup ketika ku nyalakan mesin motorku, deru motorku seakan memberiku keyakinan bahwa dia tidak sabar untuk membawaku berlari memacu adrenaline melintasi jalan pulang yang berkelok dan sempit  menuju rumahku.

Namun sore itu aku kehilangan mod untuk menjadi “valentino Rossi”,ku ingin menikmati perjalanan pulang dengan kalem, seiring dengan senja yang meredup.ku kendarai motorku dengan perlahan…ku dengar  motorku berjalan dengan tak sabar…maklum kami biasa melesak kencang bak di kejar anjing..namun saat ini melengang dengan angun , 5 menit kemudian aku tengelam dalam keasyikanku meluncur di aspal licin kotaku meliuk perlahan tak peduli dengan godaan kendaraan lain yang seakan menari nari mengajak kami mengadu nyali.

Setelah hampir 20 menit aku tengelam dalam lalulintas yang padat… tibalah aku di salah satu sudut kotaku dekat pasar….
Janjiku hari ini adalah bertemu dengan temanku “boci” anak yali dari kurima, tapi karena aku tidak tahu jalan maka dengan sedikit kelihaian pembalap aku menarik hanphoneku dari tas pinggangku dan dengan lincah kuketik nomor telpon temanku…”hai boci ini aku” ujarku setengah berteriak menyaingi keributan jalan, “oh eh kk, iyo ini boci, kk jadi datang k?”suara gugup Boas(biasa d pangil boci) di sebrang sana….”yoi too , baru kam posisi d?” sahutku dengan logat bahasa setempat, kami sempat sedikit binggung karena ternyata tempat tinggal boci cukup tersembunyi , dia tinggal di rumah susun  kayu di belakang smu 5 dekat pasar di kotaku…, namun tidak lama kemudian aku berhasil menemui boci yang ternyata telah menunggu kehadiran kami d mata jalan dekat gang menuju rumahnya..

Aku tak sabar untuk segera tiba di rumah boci karena penat bermotor mulai mendera, ternyata rumah boci harus masuk ke dalam mendekati perkebunan kampung setempat 40m dari jalan utama. Dengan jalan tanah liat yang cukup sempit. Untungnya motorku cukup berat sehingga bisa stabil melewatinya walau dengan sedikit kehati-hatian.

Aku jujur terkejut melihat rumah boci yang jauh dari perkiraan …boci tinggal di sebuah rumah susun seperti barak tentara yang jauh dari standard sederhana, bentuk rumah yang semi permanen  dua lantai dengan bahan dasar kayu, sungguh sulit d bayangkan,  dengan beratap seng dan rendah saya hakul yakin siang hari pastinya sangat panas menyengat. Rumah susun ini sendiri terdiri dari 2 bangunan berhadap-hadapan, bercampur dengan kandang babi di salah satu sudutnya dan di tinggali oleh kurang lebih 20 keluarga…( aku cukup kaget rumah kayu dengan kondisi kurang dari kata layak.. di hargai 600ribu sebulan).

Boci tampak senang dan sibuk menelepon rekannya dari handphone yang saya pinjamkan, dia berusaha menghubungi rekannya untuk datang bertemu aku, aku sendiri tidak peduli karena aku tengah menikmati suasana sore yang ada di tempat boci, bau tanah dan rumput amat segar bercampur dengan bau khas rumah kayu yang kumuh, suara anak anak renyah ada di mana mana, mereka bermain layangan di lapangan depan kompleks perumahan susun ini.sesekali terdengar para tetangga berceloteh menceritakan tentang keberhasilan dan kemasgulan yang mereka dapati hari ini.

Tak berapa lama dua rekan Boci berdatangan, mereka tampak antusias, sepertinya aku tamu pertama mereka di awal tahun  ini, setelah salam perkenalan kami mulai terlibat dalam pembicaraan yang hangat kental dengan persahabatan walau tanpa segelas kopi kental....hmmmm rumah sempit ini ternyata memiliki banyak kehidupan dengan berbagai suka maupun duka..di antara pembicaraan hangat ini aku merenungkan ...aku memikirkan keberadaan mereka, Rekan baru aku bercerita banyak sekitar kampung mereka, ternyata mereka dari kampung dekat kurima mereka dari suku yali, satu suku dekat lembah baliem. wow saya senang bertemu dengan mereka... mereka adalah Heri dan Trius serta Boas atau "boci". kesederhanaan mereka dalam menyambut saya memberi kesan hangat dan terbuka. sesekali tetangga datang menengok ke arah pintu ruang tamu yang sengaja tidak tertutup entah sengaja mereka mencari korek api ( sungguh pengalaman lama, tetangga berkunjung hanya untuk meminjam korek seharga seribu rupiah dan di rumah itu mereka tidak memilikinya pula) atau hanya ingin tau siapa tamu yang jarang berkunjung ke rumah lusuh mereka ini.

 Sungguh saya menyukai tempat ini, mengingatkanku kembali dari mana aku berasal, kaum proletar yang sering terlupakan.

Senin, 01 Februari 2010

awal .....segala....awal beginning of beginning


this is my 1st journal 'bout my life, my dreams, my fam, my friends, my country, my nations, my world..My Journey

I life 4 ones purpose & walk 2 my Faith
I works in my call 2 build the in Real
& see my GOD @ the end.

2gether4ever